WAKTU YANG MEMPERTEMUKAN KITA

Oleh : Quratul Ayun ( XII IPA 5)
Cinta itu ibarat perang, berawalan dengan mudah namun sulit untuk di akhiri.  Ini adalah kisahku, kisah yang terjamah oleh duka dan tergores oleh luka. Aku tak pernah tau bagaimana akhir dari kisah ini, namun satu hal yang aku tau bahwa kamu adalah orang yang mampu membangun istana cinta dihatiku dan kamu pulalah orang yang yang mampu memporak-porandakan istana cintaku itu. Kisahku rumit tapi aku yakin masih banyak kisah yang lebih rumit dibandingkan kisahku, inilah kisahku….
            Ketika fajar tiba, matahari terbit di ufuk timur, menyinari pagi yang terasa sejuk. Aku  terbangun dari mimpi indahku, menyambut indahnya sang mentari dan memulai hari. Seperti biasanya ponselku selalu berdering setiap pagi menandakan adanya ucapan selamat pagi, ya ucapan yang selalu aku dapatkan dari tambatan hatiku. Bayu nama lelaki yang ku kenal 15 tahun yang lalu, yang menemaniku sebagai seorang sahabat kecilku dan sekarang menjadi kekasihku. Di usiaku yang menginjak dewasa ini aku masih duduk dikelas XII SMA semua hari-hariku aku lalui dengan bahagia namun berbeda dengan hari ini. Mengingat kejadian semalam dimana aku dan Bayu terlibat dalam suatu perdebatan dimana kita membicarakan hal-hal yang sulit untuk kita lalui. Jelas saja hubungan kita yang terpaut usia, jarak, bahkan keadaan sosial. Dimana usia kami yang berbeda 3 tahun menjadi masalah tersendiri bagiku namun aku tidak pernah mempermasalahkannya kepada Bayu. Jarak dimana aku tinggal diperkotaan dan Bayu tinggal di pedesaan yang jaraknya cukup jauh untuk ditempuh. Tambah pula Bayu hanyalah anak dari sepasang pengrajin gerabah kecil-kecilan yang hanya menempuh pendidikan SMA saja sedangkan aku adalah anak dari pengusaha makanan di kota dan ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Kehidupanku dan Bayu sangatlah berbeda, aku hidup dengan kelebihan yang aku miliki dan Bayu hanya hidup dengan pas-pasan dan harus bekerja untuk membantu kedua orang tuanya. Semua perbedaaan itu tidak pernah menjadi masalah bagiku namun berbeda dengan Bayu yang selalu mengingat perbedaan itu.
*****
“apa kamu tau apa yang aku takutkan selama ini?”
“apa ? tidak ada hal yang perlu kamu takutkan”
“aku takut tidak bisa mengakhiri hubungan ini”
“apa maksudmu ?”
“Dian, ingatlah aku hanya laki-laki kampung yang tidak mempunyai kehidupan sepertimu, yang tidak memiliki pendidikan yang tinggi, dan tidak memiliki pekerjaan yang mapan. Apa yang bisa aku berikan untukmu ? aku tidak bisa memberikanmu kebahagiaan”
“kenapa kamu berujar seperti itu, bukankah sudah kuperingatkan beberapa kali jangan pernah membahas itu.”
“kamu tak pantas denganku, masih banyak laki-laki lain yang lebih pantas denganmu, kamu cantik, kamu baik, mempunyai kehidupan yang jelas, dan berpendidikan yang tinggi. Lalu apa yang kamu harapkan dariku?”
“lalu kenapa kau mau mengakhiri hubungan dengan wanita sepertiku?”
“hmmmmm…..”
“sudah, buat apa kita membicarakan itu!bukankah kedua orang tua kita saling mengetahui dan kedua orang tua kita menyerahkan segalanya kepada kita?tidak ada hal yang perlu kamu takutkan Bayu. Aku lelah, aku ingin istirahat”
“sudahlah,selamat malam”,pembicaraan kami pun terputus
*****
Aku yang terdiam dalam lamunanku pun tersadar oleh suara ibu yang memanggilku untuk sarapan pagi, sekuat tenaga yang tersisa, aku keluarkan untuk beranjak dari kamarku. Aku berharap dapat merasakan atmosfer bumi ini. Aku keluar dari kamar dengan wajah yang terlihat sangat kalut bahkan tak bersemangat untuk membuka kedua bola mataku. Wajahku yang terlihat berbeda dari biasanya membuat  ibu bertanya kepadaku apa yang sebenarnya terjadi kepada diriku.
“kamu ada masalah apa Dian ?”
“gak kok ma”
“kamu jangan bohong, mama tau kamu pasti lagi ada masalah”
“iya ma. Semalam dia memperdebatkan perbedaan kita lagi dan dia sempat mengucapkan kata mengakhiri”
“kenapa bisa begitu?bukankah selama ini tidak ada masalah antara kalian, lalu apa maksud kata mengakhiri?”
“aku tak tau ma, ya selama ini hubungan kita baik-baik saja, aku tak mengerti apa maksud Bayu mengucapkan itu, apa dia sudah tidak menyayangiku lagi ma ?”
“kamu jangan berfikir seperti itu nak, mungkin ada hal yang sedang Bayu pikirkan”
“tapi ma, tak seperti biasanya Bayu berbicara seperti itu”
“kamu jangan berburuk sangka nak kepada Bayu, mungkin Bayu memiliki alasan lain mengatakan itu bukan berarti dia sudah tak menyayangimu lagi. Kalian berdua sudah sama-sama dewasa, sudah sepantasnya kalian menentukan kemana kalian akan pergi, kalian pergi sendiri-sendiri atau kalian pergi bersama, tak mungkin jika kalian hanya berdiam di tempat itu saja nak”
“ma, perjalananku masih panjang, aku masih ingin menggapai mimpiku, aku masih ingin membahagiakan mama dan papa, aku belum bisa memilih itu ma”
“lalu apa yang akan kamu lakukan nak?bukankah kamu masih ingin mempertahankannya?”
“aku perlu waktu ma untuk memikirkan itu semua, aku bukan wanita seperti mama yang bisa mengambil keputusan dan siap menerima segala konsekuensinya, aku anak kecil ma yang perlu mama beri arah, bila mama mengarahkanku kearah yang tepat maka aku takkan tersesat namun begitu pula dengan sebaliknya.”
“anak mama, mama akan selalu memberimu arah nak. Sudah makanlah masakan yg mama buat”
*****
Perasaanku yang begitu kalut karena ucapan Bayu semalam membuat aku berfikir apa yang sedang terjadi pada sahabat kecilku sekaligus kekasihku itu. Pikiran ku pun dipenuhi dengan berbagai macam pertanyaan. Bagaimana kalau memang Bayu sudah tak menyayangiku lagi? Lalu bagaimana dengan hubungan ini? Semua yang aku pikirkan hanya membuat aku semakin terlarut dalam kesedihanku akan Bayu.
            Aku sadar semua kesedihan yang kini ku rasakan tidak bermanfaat bagiku tetapi hanya menyita waktuku untuk memikirkan hal yang seharusnya tidak perlu aku pikirkan. Semua hal yang terjadi padaku tak lantas membuatku goyah namun tak bisa kupungkiri hati kecilku merintih kesakitan.
Aku menjalani hidupku seperti biasanya. Namun, perjalanan yang aku lalui tak seindah dulu. Semenjak malam perdebatanku dengan Bayu lalu sikap Bayu dan aku berubah secara perlahan. Aku yang sibuk dengan urusan keorganisasian yang aku ikuti dan sangat menyita waktuku, membuat komunikasiku dengan Bayu sedikit terganggu, dan Bayu pun mulai menjaga jarak dariku. Dibalik perubahan kita yang semakin jauh, aku yakin bahwa kita masih saling sangat menyayangi.
            Musim liburan sekolah pun tiba, aku berencana untuk berlibur ke kampung halamanku dan tinggal bersama saudaraku. Dan kesempatan itu kupergunakan untuk bertemu dengan Bayu. Aku berlibur ke kampung ku tanpa memberitahu Bayu karena aku tidak ingin merepotkan Bayu untuk menjemputku di stasiun.
            Aku berlibur ke kampung halamanku selama seminggu, aku tidak bisa terlalu lama berlibur karena aku memiliki tanggung jawab dalam keorganisasian yang aku ikuti dan aku pun harus bersekolah. Sesampainya dikampung aku langsung beristirahat karena terlalu lelah dalam perjalananku. Dikemudian hari aku berjalan-jalan untuk menikmati keindahan kampungku yang sudah 3tahun lamanya tidak ku kunjungi, dan aku ingin mengunjungi rumah saudaraku yang tepat disamping rumah Bayu dan ketika aku menapakkan kakiku dihalaman rumah saudaraku Bayu muncul tepat dihadapanku dengan ekspresi wajah yang begitu heran namun aku melihat disampingnya seorang wanita yang umurnya sama dengan Bayu lalu wanita itu beranjak pergi dari kami. Aku sangat bahagia bisa berjumpa dengan Bayu, memandangi wajahnya, mendengar suaranya dan menikmati senyum manis yang terukir dibibirnya dan disatu sisi aku sangat terkejut ketika ada seorang wanita yang ada di sampingnya namun kuhiraukan semua pikiran buruk ku itu. dan saat itu pulalah aku dihujani pertanyaan yang terlontar dari bibir Bayu.
*****
“ada apa kamu kesini?bagaimana kau ada disini?mengapa kau tak memberitahuku?apa kau baik-baik saja selama diperjalanan?......”tanya Bayu
“aku hanya ingin berlibur disini, sekaligus bertemu denganmu kekasih yang aku rindukan dari kejauhan. Aku sudah 2 hari disini dan aku sengaja tidak memberitahumu untuk memberi kejutan untukmu. Tenang saja aku aman selama perjalanan”
“tetap saja mengapa kau tak memberitahuku, aku bisa menunggumu di stasiun dan akan aku antarkan dengan aman dan selamat”
“aku sudah dewasa Bayu, aku bisa menjaga diriku, aku tak ingin merepotkanmu, nih aku selamatkan!”
“ah sudahlah, kau memang selalu mengalahkan argumenku itu”
“apa kau tak merindukanku?atau sudah ada wanita lain yang menemanimu disini?ah pasti aku sudah tidak berarti bagimu”
”Dian, tataplah mataku maka kau akan merasakan hangatnya kasih sayangku untukmu”
*****
            Perasaanku selalu kalah ketika Bayu mengucapkan bahwa dia menyayangiku. Aku pun terlarut dalam kebahagiaan yang selama ini tidak dapat kurasakan. Kami pun berjalan-jalan menyusuri keindahan yang telah disediakan desa ini, aku menemukan ketenanganku disini, ketenangan ketika aku berada disamping Bayu. Namun ,ada suatu keanehan yang kutemukan pada diri Bayu, dia lebih kaku dari biasanya. Apa yang sedang terjadi kepada Bayu, tapi aku tak ingin merusak momen ini, momen yang selama ini belum pernah kurasakan. Bayangkan saja aku dan dia hanya bertemu lewat suara tanpa bisa saling memandangi. Aku tak pernah mengerti mengapa aku mampu menjalani hubungan ini. Sudahlah kuhentikan lamunanku tentang Bayu karena aku tak ingin menyia-nyiakan waktu yang telah diberikan tuhan untuk mempertemukan aku dan Bayu.
            Perjalanan ini sangat mengesankan bagiku, lelah memang yang kurasakan namun karena aku bersama Bayu semuanya terasa hilang. Selama perjalanan aku hanya tersenyum dan tertawa namun tiba-tiba awan cumolonimbus pun datang mengisyaratkan bahwa akan datangnya hujan. Air hujan pun jatuh membasahi bumi dan membasahi dua insan anak manusia yang saling menyayangi. Kami pun mencari tempat yang nyaman untuk berteduh dan kami sampai disebuah emperan toko yang sudah tutup semenjak siang tadi. Bayu terlihat seperti orang ketakutan namun aku tak tau apa yang dia takutkan, berbeda denganku aku terlihat sangat senang karena aku sangat menyukai hujan entah sejak kapan aku menyukai hujan bagiku hujan itu sangat menenangkan dan memberikan kedamaian.
*****
“kenapa wajahmu cemas Bayu?”
“bagaimana aku tidak cemas ini hujan sangat lebat, dan bajumu basah kuyup Dian”
“aku tak mengapa Bayu, aku sangat menyukai hujan. Taukah kamu aku sangat menikmati hujan ketika turun, aku merasakan bahwa hujan dapat mempertemukan kita dari kejauhan, aku merasa bahwa kau ada disampingku dan aku akan tersenyum ketika itu.”
“dan taukah kamu ketika hujan aku sangat merindukanmu”
“benarkah itu?dan ketika hujan kita saling dipertemukan dalam waktu”
“ya…hujan ini semakin lebat Dian, nanti kalau kamu sakit bagaimana?aku tak mau melihatmu sakit?”
“insyaallah aku kuat dan aku tak akan sakit selama ada kamu disampingku”
“lalu jika aku tak berada disampingmu?”
“aku akan pergi mencari orang yang mampu bertahan disampingku”
“jika tidak ada yang mampu bertahan denganmu dan hanya aku yang mampu berada disampingmu?”
“aku akan menunggumu”
“sampai kapan?”
“sampai aku tak mampu lagi untuk menunggu”
“kau wanita yang mampu membuatku bahagia akan kegilaanmu”
“I love you”
*****
            Hari pun berganti malam,kini aku telah sampai depan halaman rumah dengan keadaan basah dan Bayu pun mengantarku sampai depan pintu. Kemudian Bayu beranjak pergi dari rumah saudaraku dan aku pun masuk kedalam rumah. Sungguh aku sangat menyukai hari ini, hari yang tak mungkin aku lupakan, hari yang aku lalui dengan orang yang kusayangi.                         Waktu tak mungkin dapat kuhentikan, hingga seminggu pun aku lalui dengan bahagia dan waktuku pun telah habis untuk singgah dikampung ini. Aku pun harus kembali ke kota metropolis yang sangat membuatku penat itu. Ketika aku kembali ke Jakarta Bayu mengantarkan ku ke stasiun dan dia membawakan makanan yang aku suka dan itu ia masak sendiri, sungguh itu sangat membuatku terkagum akan sosok Bayu.
*****
“aku antarkan sampai kedalam kereta ya”
“tak usah, nanti kau lelah”
“sudahlah ayo, ini kan pertemuan terakhir kita”
“bukan terakhir, aku pasti akan kembali Bayu”
“aku harap begitu”
“dan kuharap kau mau menungguku datang kembali”
“sudahlah, keretanya akan segera berangkat. Jaga dirimu baik-baik jangan biarkan kau tersentuh luka sedikitpun! Aku akan mengawasimu dari jauh. Aku harap kau selalu menghubungiku ketika dalam perjalanan”
“baiklah, jaga dirimu, jangan abaikan kesehatanmu. Awas ya kamu bandel! Aku pergi dulu.  Aku menyayangimu.”
*****
            Selama perjalanan Bayu selalu menghubungiku dan sangat mengkhawatirkanku, namun aku berusaha meyakinkannya bahwa aku akan baik-baik saja dalam perjalanan. Mungkin rasa khawatirnya adalah bentuk bahwa dia menyayangiku dan tak mau kehilanganku. Ditengah perjalanan aku teringatkan sosok wanita yang ketika itu bersama Bayu, siapa wanita itu?ada hubungan apa dia dengan Bayu?lalu kenapa Bayu tidak memperkenalkannya dulu?aku bertanya-tanya tapi takkan terjawab karena aku bertanya kepada waktu. Aku berusaha dengan sepenuh kepercayaanku bahwa dia bukan siapa-siapa atau mungkin saudaranya. Aku percaya akan Bayu.
            Setelah sekian lama perjalanan yang kutempuh aku pun sampai depan rumahku dan aku bergegas menghubungi Bayu untuk memberi kabar bahwa aku telah sampai dirumah dengan selamat, Bayu pun bahagia mendengar kabar bahwa aku telah sampai dengan selamat. Mama yang menyambutku pun turut bahagia karena anaknya telah sampai tanpa ada kekurangan sedikitpun. Aku segera masuk ke kamar lalu mandi untuk segera makan karena mama telah memasakkan aku makanan.
*****
            Semenjak pertemuanku dengan Bayu saat itu, hubungan kami yang awalnya sangat erat menjadi renggang, entah faktor apa yang mempengaruhinya. Faktor dari Bayu atau diriku, aku tak tau. Ku akui aku memang sangat sibuk dengan keorganisasian yang aku ikuti karena banyak tugas yang harus ku selesaikan, namun Bayu pun tak pernah marah karena ku mengabaikannya tapi mengapa ia tak berusaha untuk menanyakan kabar dariku? Apa aku harus selalu menghubunginya lebih dahulu? sudah hampir tiga bulan aku disini dan dua bulan tanpa ada kabar dari Bayu. Mungkin aku terlalu sibuk dengan urusanku sehingga aku mampu melupakan Bayu, tidak, aku tidak melupakannya namun aku tidak memperhatikannya. Aneh memang baru kali ini Bayu bersikap seperti itu, setahun lamanya aku bersama dia dan baru kali ini dia mengabaikanku dan tak memperhatikanku. Dulu dia selalu ada untukku meskipun aku sering menghiraukannya karena kesibukanku.
            Lima bulan pun telah berlalu, kini aku telah lepas dari tanggung jawab ku sebagai pengurus osis dan waktuku pun tak tersita seperti dahulu. Kini aku sangat merindukan sosok Bayu dalam hidupku, pikirku pun bertanya, kemana Bayu? Apa dia pergi meninggalkanku? Apa yang terjadi dengannya? Lalu bagaimana hubunganku dengannya? Kuhentikan pikirku itu lalu aku segera mengambil handphone untuk menghubungi Bayu, namun nomor Bayu tak bisa kuhubungi. Aku terus mencoba dan mencoba, namun hasilnya nihil. Paginya aku bertemu dengan mama dan tiba-tiba mama memanggilku untuk memberitahu kabar Bayu dan aku sangat terkejut ketika aku tahu bahwa Bayu sedang menjalani operasi tumor yang ada dihidungnya. Seketika itu ragaku hilang entah kemana, aku merasa bahwa kakiku tak menapak ditanah, begitu terkejutnya aku. Aku pun berjalan meninggalkan mama menuju kamar dengan tenagaku yang tersisa. Aku menangis bersedih karena kebodohanku yang mengabaikan Bayu, mengapa harus terjadi kepada Bayu? Mengapa aku tak mengetahui ini semua? Dan mengapa Bayu tak mengabarkanku. Aku pun segera menghubungi Bayu dan nomornya pun telah aktif namun tak seorang pun menjawabnya. Tiba-tiba ada pesan masuk ke ponselku, ya pesan itu dari Bayu,
“mengapa kau baru menghubungi Bayu?”
“aku baru sempat menghubungimu Bayu, dan aku sudah mendengar kabarmu Bayu”
“memang kemana saja kau selama ini?”
“maaf, aku terlalu sibuk dengan urusanku. Maaf, aku telah mengabaikanmu”
“apa? Kau terlalu sibuk? Kekasihmu ini sedang terbaring dirumah sakit dan kau masih saja mengabaikannya”
“Bayu, mengapa kau berbicara seperti itu kepadaku?”
“maaf, aku bukan Bayu. Bayu masih terbaring di kasur setelah menjalani operasi”
“lalu kamu siapa?”
“ingatkah kau wanita yang berada disamping Bayu ketika itu?”
“kamu ada hubungan apa dengan Bayu?”
“itu tak penting untuk kujawab, lebih baik kau pikirkan saja betapa bodohnya wanita sepertimu telah mengabaikan Bayu”
“ku akui aku memang sangat bodoh telah mengabaikan Bayu, tapi kau tak berhak untuk berbicara seperti itu kepadaku!”
“bagaimana aku tak berhak, melihat orang yang kusayangi telah diabaikan oleh wanita sepertimu!”
*****
            Aku pun terdiam ketika membaca pesan itu, entah sakit atau apa yang kurasakan.aku pun bertanya-tanya siapa wanita itu? Mengapa dia sangat marah kepadaku? Ada hubungan apa dia dengan Bayu? Aku berusaha untuk menahan air mata yang sudah ada dikelopak mataku, aku harus kuat mengahadapi ini, aku tak boleh lemah, dan aku tak ingin menangis karena hanya aku cemburu pada wanita itu.lalu aku pun segera membalas pesannya itu.
“ya silahkan saja kau caci aku, dan terima kasih kau telah bersama Bayu dan menjaganya”
“untuk apa kau berterima kasih kepadaku? Sudah seharusnya aku melakukan ini! Sudah sepantasnya aku menjaga orang yang kusayangi”
“sudahlah,aku sangat berterima kasih padamu.”
            Ya berterima kasih untuk luka yang telah kau beri. Ku akhiri saja pesan itu, karena ku tak mau merasakan perihnya hati ini. Kini aku tak bisa menahan lagi air mataku. Wanita mana yang tak sakit hatinya mendengar bahwa ada wanita lain yang begitu menyayangi dan berada disamping kekasihnya? Aku tau ini  memang salahku, tapi mengapa harus ada celah dihidupmu untuk dimasuki oleh orang lain? Apa kau tak pernah tahu bahwa aku selalu berusaha agar tak pernah ada celah dihidupku karenamu? Pikirku pun semakin tak karuan akhirnya kuhentikan, lalu aku bangun dari tempat tidurku dan pergi untuk mencari ketenangan.
            Sudah sebulan semenjak itu aku tak menghubungi Bayu lagi, tapi jauh dilubuk hatiku aku sangat mengkhawatirkannya. Pikiranku pun tersita oleh Bayu, aku tak mampu melupakannya sedetik pun. Entah aku tak tau bagaimana keadaan Bayu sekarang, dan tak sedikitpun aku mencoba untuk melupakannya. Hatiku selalu bimbang ketika memikirkan bagaimana hubungan ku dengan Bayu. Jelas saja sudah enam bulan aku tak berhubungan dengan Bayu dan aku tak tau apa namanya hubungan ini. Tiba-tiba ponselku berdering dan aku pun segera menjawabnya.
“assalamualaikum”
“waalaikumsalam, bagaimana kabarmu?”
“aku baik-baik saja, dan bagaimana dengan keadaanmu sekarang?”
“aku jauh lebih baik”
“kemana kau selama ini tak menghubungiku?”
“aku tak mau menganggu kamu, aku akan menunggumu untuk menghubungiku”
“apa kau bilang? Menungguku untuk menghubungimu? Tapi kau tak berusaha untuk menghubungiku?”
“aku tak mau kau terganggu olehku”
“aku tak pernah terganggu olehmu! Aku yang menunggumu untuk menghubungiku”
“maaf,aku tak tau. Bukan maksudku untuk membuatmu menunggu”
“lalu kenapa kau tak menghubungiku kalau kau sedang sakit?”
“aku tak mau membuatmu khawatir Dian”
“kau bilang tak mau membuatku khawatir? Tapi pada nyatanya kau jauh lebih membuatku khawatir Bayu! Dan aku tau kalau kamu sakitpun dari mama bukan darimu! Betapa kecewanya aku Bayu”
“Dian, maafkan aku. Aku tak bermaksud membuatmu kecewa”
“aku selalu memaafkanmu, tapi kau selalu melakukan kesalahan yang sama! Kau tak pernah sedikitpun mengerti aku bahkan kau tak pernah tau bagaimana perasaanku. Bayu, kau tau betapa kecewanya aku ketika kau tak jujur padaku? Dan betapa sakitnya aku ketika ada wanita lain disisimu”
“maaf Dian, aku tau aku sangat mengecewakanmu, siapa maksudmu wanita yang disisiku?”
“wanita yang berada disampingmu saat aku menemuimu dikampung”
“itu sahabatku Dian, Alya namanya”
“kau yakin dia hanya sahabatmu?”
“ya aku yakin dia sahabatku”
“apa tak ada sedikitpun rasa yang melebihi seorang sahabat antara kalian berdua?”
“mungkin tak ada”
“mungkin?aku tak tau bagaimana harus menghadapimu Bayu”
“maaf Dian,tapi percayalah aku masih sangat menyangimu, kau adalah wanita kedua yang aku sayangi setelah ibuku”
“aku tak tau harus percaya atau tidak kepadamu. Bagaimana mungkin kau bisa membiarkan orang lain masuk kedalam hatimu? Dan mengapa kau tak pernah bisa menjaga hatimu untukku. Ketahuilah Bayu disini aku sangat tersiksa akan hidupku. Aku berusaha selalu menjaga hatiku agar tidak tergoyahkan dan aku selalu membuat dinding yang kokoh agar tak ada seorang pun yang mampu menembusnya, tapi kau tak pernah menghargai usahaku itu”
“Dian, aku sudah menjaga hatiku. Dan aku pastikan hatiku hanya untukmu, Alya hanya ku anggap sebagai sahabatku dan aku menyayanginya pun hanya sebagai seorang sahabat. Aku sama sepertimu Dian, aku selalu berusaha menjaga hatiku untukmu.”
“tapi kau tak pernah tau bagaimana perasaan Alya terhadapmu? Apa kau yakin kau sama sepertiku?”
“aku tau dia menyayangiku melebihi sahabat dan mungkin jika aku tak bersamamu lagi aku akan menyayanginya melebihi sahabat tapi kau ada dihatiku jadi aku tak mungkin menyayanginya lebih”
“Bayu kurasa kau lebih pantas dengannya, dia bisa selalu ada disampingmu dan menjagamu. Dia jauh lebih baik dariku”
“tapi Dian, hanya kau yang ada dihatiku dan hanya kau yang aku inginkan, tidak yang lain”
“kita coba sampai mana kau akan bertahan menungguku. Aku ingin fokus terhadap sekolahku dan mempersiapkan Universitas yang aku inginkan”
“lalu bagaimana dengan hubungan kita”
“kita akhiri dan kita liat sampai mana kita mampu bertahan”
            Ku matikan ponselku, aku tak kuasa ketika aku mengatakan itu. Hatiku sangat terluka namun aku berusaha  untuk menguatkan diriku. Aku tak ingin terlarut dalam kesedihanku, aku harus segera bangkit dari kesedihanku. Aku harus mampu menghadapi ini semua dan aku sangat berterima kasih karena dia telah mengajariku bagaimana cara bertahan dari jarak dan waktu.
            Setahun telah berlalu tapi perasaanku masih sama seperti dahulu kepada Bayu tak berubah sedikitpun. Aku masih sangat menyayanginya, kini aku telah lulus dari SMA dan kuliah disalah satu Universitas di Surabaya. Aku sangat rindu kepada Bayu, aku tau Bayu sudah tidak menjadi milikku lagi tapi hati ini akan selalu menjadi miliknya. Terbesit dibenakku untuk mengirimi dia surat untuk menanyakan kabarnya dan menanyakan apakah dia masih menungguku?


 Assalamualaikum. Wr. Wb
            Hai apa kabar? Kuharap kau baik-baik saja.
Bagaimana keadaanmu sekarang? Lalu bagaimana hari-harimu? Pasti menyenangkan. Tidak terasa sudah setahun kita tak berkomunikasi, apa kau sudah melupakanku? Aku harap tak begitu. Sudahlah aku tak mau bertanya-tanya padamu dan aku tak memaksa kau untuk membalas suratku ini. Suratku mungkin sudah tak penting bagimu tapi kuharap kau membacanya.                       Aku ingin bercerita bagaimana hari-hari yang kulalui tanpamu. Aku bagai seorang bidadari yang tak bersayap, yang tak mampu terbang tinggi, dan tak tau kemana aku harus pergi. Hidupku tanpamu terasa hampa,sepi dan takut yang kurasa. Mungkin kini kau sudah tak peduli lagi kepadaku, tapi aku masih sangat memperdulikanmu. Apa kau tau perasaanku saat ini padamu? Perasaanku masih sama seperti dahulu tak sedikitpun rasa sayangku berkurang untukmu. Tau gak? Pasti enggak, ketika aku menulis surat ini hujan sedang turun dan ingatkah kau aku sangat menyukai hujan, aku selalu teringatkan kamu. Hujan selalu menemaniku dan membuatku tersenyum karena ku mampu merasakan hadirmu. Sudahlah aku tak pantas berbicara seperti itu.                                                                                                                                     Aku ingin menanyakan apakah kau masih menungguku? Jika iya, aku sangat bangga kepadamu dan jika tidak, aku berharap kau tak pernah melupakanku. Aku disini masih menunggumu dan aku tak tau sampai kapan yang aku tau hanya bagaimana cara aku menyayangimu tanpa ku tau bagaimana cara untuk melupakanmu. Mungkin kau berpikir betapa bodohnya. Sudahlah kuakhiri suratku ini, oh iya jika kau ingin menghubungiku aku masih sama seperti dulu.
Wassalamualaikum. Wr. Wb
                                                                                                                        DIAN


Setelah beberapa minggu kemudian, aku mendapat kiriman surat dan dapat kupastikan itu dari Bayu. Kubuka surat itu perlahan dan kubaca surat itu.


Assalamualaikum. Wr. Wb
            Alhamdululillah aku baik-baik saja Dian,                     
Jauh dilubuk hatiku aku sangat merindukanmu dan aku masih sangat menyayangimu. Semua yang kau tuliskan itu sama seperti yang aku rasakan Dian.                                                                    Aku masih menunggumu disini tapi semua keadaan kini telah berubah. Aku telah bersama dengan yang lain tapi hatiku masih bersamamu. Maafkan aku Dian, aku tak bermaksud membuatmu terluka. Aku tak ingin kau sedikitpun meneteskan air matamu. Ketahuilah aku sangat tersiksa dengan ini semua, aku ingin berbakti kepada orang tuaku namun aku tak kuasa jika harus mengorbankan dirimu. Oh iya, wanita yang kau lihat waktu itu adalah seseorang yang telah dipilih orang tuaku untuk masa depanku. Aku tau kau pasti sangat terluka tolong maafkan aku, aku tak tau harus berbuat apa agar aku bisa kembali bersamamu namun sekuat hatiku akan selalu mempertahankan rasa sayangku untukmu. Terima kasih kau masih mau menungguku, pengorbananmu sangat tidak layak untuk kudapatkan.                                                                             Dian aku tak mau membuatmu menunggu,tapi pintaku tunggulah aku sampai kau mampu, jika tidak pergilah. Carilah laki-laki yang lebih baik dariku, yang bisa menjagamu tanpa menyakitimu, yang tidak akan membuatmu terluka, dan yang tak akan sedikitpun membiarkanmu menangis.                                                                                                                                 Mungkin hanya ini yang dapat aku sampaikan. Aku akan selalu menyayangimu dan menjagamu dari jauh. Kuharap kau baik-baik saja.
Wassalamualaikum. Wr . Wb
Bayu




Komentar